Benih
kesabaran telah dihayati searah jalan yang tiada putus. Kesabaran pupus ditelan
iba yang berkepanjangan. Pencekalan kisah dan pertalian cinta yang sah mendua
diterpa sosok wanita sedarah. Meniupkan ego dengan kiprah membosankan.
Psikologi diresapi melantunkan warna putih di sekujur tubuh, oleh cinta. Kata
berpisah tidak tersuratkan dalam nyawa kehidupan tangis, begitupun Tak
ditemukan cinta dalam persembunyiannya.
Melewatkan dan
mensia-siakan pertalian cinta selama 6 tahun. Wanita akan terpengaruh dengan
keadaan hidup bersama lelaki yang dijalani. Memiliki cinta yang mati
tertumpaskan nasib di atap duniawi. Desakan mencurahkan tekanan
kebosanan. Bilah-bilah waktu dapat tergoyahkan atas perlakuan bibir yang
mencibir. Satu atap keluarga yang seharusnya mampu melawan gejolak ancaman
terjalnya cinta. Terurai oleh kebiasaan yang menimpal kejenuhan hati. Kesediaan
berlabuh walau penuh keluh , akan terbukti di kesetiaan cinta.
Deretan rumah tiap
malamnya selalu diam dan tenang, sesekali ada tangisan bayi. Suara bayi akan
lekas berhenti, tersontak dengan suara-suara malam. Tembok yang tak mampu
menahan suara reruncing nada, menelaah telinga-telinga bayi untuk diam. Malam adalah
bisikan kebutuhan , siang adalah hentakan tangan, sore adalah letusan bibir
manja nan sakit selalu berbunyi. Deretan rumah kedua dihuni oleh seorang
pasangan suami-istri yang telah lama menjalin cinta kasih. Rumah-rumah telah
banyak mendendangkan suara-suara bayi, tetapi rumah bernomor B2 belum juga ada
tangisan bayi.
Waktu bersama selalu
diselimuti tantangan nasib cinta. Cinta yang seharusnya tak ada ujungnya,
mereka buat ujung sendiri. Cinta diputuskan tidak dengan sebuah kata,
namun dengan sebuah pergerakan menjabat tangan wanita sedarah. Tujuan keduanya
mengejar bahagia resah. Sebagai kepala keluarga Rio mampu memenuhi
kebutuhan hidup. Bersama Nia, istri yang telah hidup satu atap selama 6 tahun,
tetapi belum ada suara tangis seorang bayi. Perjalanan cinta yang sudah
bertalian dengan sakral, selalu banyak medan ancaman yang mampu dilewati. Hanya
suara bayi yang tak terpapang dalam keberisikan rumah. Mereka salah tingkah.
Ketrentraman tak terlihat
jelas dalam pandangan orang tua. Sesosok orang tua melihat mereka telah
bahagia. Kepercayaan yang diemban akan menjuluki diri mereka sendiri. Cinta
berujung pada sebuah pencurian hati yang telah diikat secara kuat dalam atap
keluaraga. Nia yang selalu pasrah dengan keadaan yang dialami, suara
bayi yang tidak ada membuat Nia merubah sifat-sifatnya. Nia memberantas sifat
yang telah diubahnya menjadi kebencian pada pertalian cinta. Nia telah membuat
keputusan sendiri tanpa ada negoisasi kepada siapapun. Letupan keadaan membuat
Nia mengubah arah pemikiran cinta. Siapa yang mandul tidak pernah terbuktikan,
Sebab Nia dan Rio saling percaya kepada Sang Pencipta. Keduanya telah sepakat
tidak melakukan kecurangan tindakan. Tetapi ujung-ujungnya Nia mengingkari,
demi menciptakan kebosanan.
Kebosanan yang telah Nia fikirkan
secara matang, untuk menghijrahkan hati Rio ke wanita lain. Nia telah
mengingkari suatu kesepakatan yang dijalin. Ternyata Nia diam-diam pergi ke
pukesmas, kemana lagi kalau bukan memeriksakan rahimnya. Hasil yang dikantongi
dalam suatu tulisan adalah mandul. Membuat hati Nia terpukul dan terpuruk
memikirkan nasib kesakralan cinta. Harapan besar tiada arah untuk tetap
bersama. Nia juga tidak pernah berbagi cerita, namun dia memiliki cinta yang
cukup besar kepada Rio. Tetaplah Nia mengganggap dirinya adalah wanita yang
tidak berguna. Apalagi atap telah lama tidak ada suara tangis bayi.
Langkah akhir yang akan
diambil Nia yaitu membuat Rio bosan, supaya Rio mengucap menceraikan Nia. Rio
adalah pria yang setia, karena cintanya pada Nia sungguhlah besar. Rio yang
bekerja di Bank sebagai manager, membuat Nia membulatkan niatan untuk selalu
meminta uang. Kegiatan Nia untuk menghabur-haburkan uang. Pagi dan malam, Rio
selalu ditinggal keluar. Kejadian itu membuat Rio mengamati perubahan yang
dialami Nia, beranggapan dia telah mempunyai selingkuhan. Padahal Nia pagi dan
malam keluar hanya ke rumah Pamanya, demi menciptakan fikir jelek terhadap Nia.
Kalaupun Nia meminta cerai secara tersurat, Rio tidak akan mau. Tetapi
rencana nakal yang dilakukan berharap berhasil.
Nia : Mas , mana uangnya saya mau belanja-belanja
kain sutra.
Rio : Kenapa kamu sekarang berubah, ada apa
dengan hidupmu?.
Nia : Aku hanya ingin minta uang, Mas punya
tidak?. (Sambil membentak)
Rio : Iya, ini ada.
Nia telah membuat adegan
drama yang sungguh membuat suaminya tunduk. Setiap hari perlakuan Nia hanya
meminta uang. Kejadian demi kejadian membuat hati Rio benar-benar membenci Nia.
Tetapi dalam lubuk hati Rio tetap mencintai Nia. Rio mencoba mendatangi
rumah orang tua dan pamanya , bertanya-tanya dengan perubahan Nia. Tetapi
keduanya juga tidak mengetahui, pamannya juga pandai dalam kebisuan kejujuran.
Orang tua menyarankan , semua permasalahan dapat diselesaikan berdua tanpa
melibatkan mereka semua. Rio beranjak kembali ke rumah pamannya Nia, dia juga
mempertanyakaan perubahan pada diri Nia secara jujur. Sebenarnya Rio sudah
mengetahui gerak palsu yang dilakukan paman. Pamannya juga menjawab dengan
tidak mengetahui. Beranjak keluar rumah dia melihat sesosok wanita yang sangat
cantik. Wanita yang sedang mepermainkan keindahan bunga-bunga, sama
kecantikanya dengan Nia. Tingkahnya lemah lembut bak bunga yang diam dan indah
dipandang. Hati Rio sedikit tergoyahlan.
***
Malam selalu dibuat
adegan pertempuran mulut, yang dilontarkan Nia kepada Rio, tetapi tidak mempan.
Sebenarnya hati Rio dibentengi dengan kekuatan rasa yang dalam. Hati yang telah
runtuh dengan sosok wanita lain, membuat Rio mampu mengawali adegan
bentak-membentak Nia, tetapi justru membuat hati Rio sakit. Malam selalu
dibuatnya suara-suara yang telah meramaikan atap, melebihi keramaian
suara-suara tangisan seorang bayi. Malam hanyalah pertengkaran. Nia cepat-cepat
mengharapkan diceraikan, tetapi tidak pernah terucapkan dari bibir Rio.
Tiba-tiba dalam sebuah percekcokan malam yang sepi, ada seseorang yang
mengetuk pintu. Pertengkaran terhenti, suara sapaan telah memahat ingatan Nia,
bahwa dia adalah Pipit adik sepupunya. Nia menyambut adiknya dengan keluh tangis.
Perasaan Pipit tersontak ingin mengetahui sebab kakanya menangis. Bergandeng
tangan, menuntun Nia duduk di kursi yang panjang. Beranjak Nia berdiri ingin
membuatkan teh adiknya, namun tangan Pipit bergelantung menahannya. Nia
tersudut sedih palsu, dan menghelaikan tangan Pipit pada pundaknya. Pipit
sungguhlah senang Nia bersedih, Niapun pergi dengan air mata yang telah bercair.
Rio hanya duduk dan
terdiam melihat jejak perubahan istrinya. Kebetulan Pipit juga ingin membantu
menyelesaikan keadaan yang ada dalam keluaraga Nia. Rio mengalihkan dan duduk
bersama Pipit. Ajakan Pipit membuat cerita tersendiri. Ucapan Rio bercerita
panjang lebar tentang Nia, sampai ahirnya hati Pipit terketuk dan menyukai Rio.
Tujuan utama Pipit belum tersampaikan. Rio juga memiliki rasa yang
sama, benih cinta yang tertanam bersama indahnya bunga. Keduanya tidak
mengungkapkan isi hati. Lirik mata menandakan mereka telah jatuh cinta.
Pintu yang terbuka meniupkan udara malam. Ketenangan malam membuat hati
terolesi lumuran cinta Rio dan Pipit. Takut terjadi hal yang terlalu dalam
dengan sebuah lirikkan, Pipit akhirnya memutuskan pulang. Sebuah alasan
denyutan jantung karena telah larut malam.
Kebutaan Nia terhadap
perjalanan cinta Rio dan Pipit tak berhembus. Untaian cinta Pipit dan Rio
medominsi keseluruhan kesedihan hati. Pada suatu ketika mereka bertemu dalam
sebuah perjalanan. Lagi-lagi ketidaksengajaan menjadi anugrah jodoh. Masih
terlalu dini dalam hantaman sebuah cinta, Rio memutuskan mengajak Pipit
untuk berbicara di luar. Di sebuah restoran mereka telah mengadu nasib cinta
yang malu-malu berucap. Ditemani minuman jeruk, lagu-lagu melankolis
membuat suasana hati yang berdebar kebingungan. Akhirnya Rio memberanikan
diri untuk berucap. Walaupun sebatas ucapan bosa-basi. Tetapi Pipit sebaliknya
menanyakan tujuan utama, mengajak dia ke restoran. Riopun langsung terus
terang, kalau dia menyukainya. Perasaan yang tidak tertahan meletus dari ucapan
manis, Pipitpun menempelkan kata cinta pada Rio. Akhirnya mereka membuat
kesepakan bersama untuk membuat cinta. Cinta yang tak akan diketahui siapapun.
Sebuah cinta yang tersembunyi.
***
Tingkah laku yang
dilakukan Nia, kini juga ditirukan oleh Rio. Tetapi justru Nia senang. Rio
selalu melakukan pertemuan dengan Pipit, cinta mereka telah muncul dan mampu
mengalahkan cintanya pada Nia. Mereka menjalin hubungan secara diam-diam.
Pada ujung-ujungnya Rio ingin menikahi Pipit. Walapaun Pipit juga
mencintai Rio, tetapi dia ragu dengan keadaan yang diputuskan. Pipit perlu
menimbang situasi.
Rio : Apakah engkau mau menikah dengan aku Pipit.
Pipit : Aku masih binggung, tetapi hubungan ini juga
sudah terlanjur.
Rio
: Kau binggung kenapa, tidak perlu dibinggungkan. Aku akan menceraikan Nia. Itu
kan yang membuat kamu binggung.
Pipit
: Ya, tetapi ada kebingunggan yang lebih kuat. Takut dengan keluarga dan Mbak
Nia.
Hati Pipit sangat
binggung dengan ajakan nikah dari Rio. Tetapi kalapun dia mau dinikahi, pasti
keluarga tidak akan mengijinkan, dan Pipit juga memikirkan nasib kakaknya.
Dengan kata lain, Pipit menolak ajakan nikah dari Rio. Memang sebuah
cinta tidak harus memiliki. Inilah yang dilakukan Rio dan Pipit. Keluarga
tidak ada yang mengetahui hubungan Pipit dengan Rio, begitupun Nia. Padahal Nia
berharap dirinya diceraikan. Agar dapat melihat Rio bahagia, tetapi Rio
tertahan dengan ucapan cerai. Sebuah permintaan cinta yang tersembunyi. Sebab
Pipit juga akan bahagia melihat kakaknya bersama Rio, walau disisi
tersembunyi Ro adalah milik Pipit. Menolak ajakan nikah demi kebahagiaan Nia
dan kebahagiaan Pipit sendiri.
Hubungan percintaaan yang
tersembunyi membuat kilaun emas. Kebahagian Rio telah diobati dengan
adanya wanita lain yang mampu menghilangkan kepeningan dengan tingkah laku Nia.
Usaha utama Nia tetap membuat drama kebencian cinta yang akan terus ditanamkan
untuk meraimaikan malam. Nia binggung usaha yang dilakukan tidak justru membuat
Rio bahagia. Padahal, pada mulanya Rio selalu marah dan sering membuat
keramain. Kini Rio tidak pernah marah kepada Nia, sebab Rio sudah menjalin
hubungan secara diam-diam dengan Pipit. Walau ajakan nikah tidak jadi, ajakan
selingkunya tetap menjadi-jadi. Nia binggung dengan keadaan Rio, dalam
fikirnya seharunya usaha yang dilakukan berhasil, sedikitpun hati Rio tak
tersentuh dengan perbuatan Nia. Hati Nia kini tersontak membuat cara lain agar
Rio mau menceraikan dia. Cara yang telah dilakukan tetap saja tidak dapat
memepengaruhi Rio.
Rio akan selalu hidup
bahagia dalam pertengkaran malam dengan Nia. Rio juga ingin mendengarkan Nia
mengucapkan kata bercerai. Karena kalau Nia dapat meminta itu, sebuah
kesempatan emas bagi Rio agar dapat menikahi Pipit. Sebab Pipit tidak ingin Rio
menceraikan Nia. Niapun akan lebih bahagia apabila Rio dapat menceraikannya.
Semuanya membuat binggung hati dan perasaan Nia dan Rio. Semuaya tidak
ingin mengakui kalau mereka berdua ingin cerai. Di luar sana dengan kebingungan
yang dialami Nia dan Rio, Pipit bahagia dengan cinta yang dimainkan mengikuti
arus air mengalir. Mata Nia telah terselimuti uang, Mata Rio telah dibenamkan
takdir mencinta, Mata Pipit telah tersirat bahagia dengan cinta.
----------------------------------------------------------
Jember Jawa Timur
Rembulan yang bercerita
melihat cinta
Sumber sampul : Ngegosip.com
Comments
Post a Comment