Rumah gelap, terkadang terang, terkadang menyenangkan.
Rumah-rumah atau tempat-tempat tersembunyi
Manusia-manusia intelektual telah memakai kesempatan
dalam ruang yang indah. Surga dunia telah mereka rasakan. Tidak usah main petak
umpet dan tidak usal menyangkal. Adanya kesempatan, kalau tidak dimanfaatkan
akan percuma. Sebutan ayam kampus telah melekat untuk mereka yang telah
menikmati surga dunia.
Rumah
anti Tuhan yang salah, ayam jantan , atau ayam betina. Betina-betina yang
datang dari jauh dan jantan-jantan dari mana saja. Semua seakan tanpa dosa.
Kesepian tidak menjadi jaminan. Keramaian menjadikan segalanya bagi mereka.
Perawakan aduhai ayam betina membuat ayam jantan tertarik mendekati. Tipuan apa
yang telah ayam jantan lakukan, tetapi itu berhasil dan membuat ayam betina
tunduk dipeluknya. Dimana lagi kalau bukan di rumah anti Tuhan. Tempat yang
indah dari pemandangan mereka. Tempat yang berlimpah kebahagiaan dunia. Tempat
yang dianggap surga dunia. Semua tercurahkan di rumah anti Tuhan.
Tradisi ini tidak akan
pernah mati secara total. Apalagi tradisi seperti kenikmatan dunia. Jelas
tradisi ini akan jauh berkembang. Dan ini dimanfaatkan oleh ayam-ayam yang
kelaparan nafsu birahi. Adapun ayam adalah sebuah identitas yang telah mereka
sandang secara illegal. Kata ini muncul seriringan dengan kejadian-kejadian
yang telah ada di rumah anti Tuhan. Sebenarnya banyak ayam-ayam yang
telah mengelabuhi mata burung pentet. Ayam-ayam berasal dari perantaun da nada
yang berasal asli dari daerah sini.
Sebenarnya apa yang telah
ayam-ayam fikirkan. Mereka jelas-jelas telah membuat kebohongan terhadap
induk-induk ayam yang berada di kandang. Anak-anak ayam yang berada di rumah
anti Tuhan akan tentram. Memang bilangnya ada di tempat yang aman. Tetapi
tidaklah benar, semua ayam-ayam yang berada di rumah anti Tuhan menghianati
keadaan demi kesengan dunia. Kini telah merajalela kegiatan seperti ini
dilakukan. Banyak induk-induk ayam yang berpesan selalu jaga kehormatan dan
berhati-hati di dalam sarang. Tetapi sengaja anak-anak ayam keluar sarang untuk
mencari kesenangan.
Anak-anak ayam yang telah
jauh dari induk-induk ayam lepas dari pengawasan secara langsung. Sudah
induk-induk itu melakukan sebuah obrolan demi keberadaan anak-anak ayam. Tetapi
tidak akan dijawab dengan jujur. Kepadandainnya memang telah diakui para
perkumpulan ayam-ayam kampus. Inilah yang menjadikan ayam-ayam berintektual.
Mempunyai ide-ide yang luar biasa. Rumah anti Tuhan seakan telah merenggut
semua keperawanan ayam-ayam betina, entah masalah perjaka untuk ayam –ayam
jantan. Semua dengan keamanan yang telah mereka pelajari sendiri.
Ayam-ayam selalu bergonta
–ganti pasangan, tidak menutup kemungkinan semua terjerat nafsu.
Seandainya kepandain mereka ada, dan bisa menerapkan ilmu yang telah
diemban. Tak akan kejadian nikmat surga dunia dilakukan. Kini apa yang akan
ayam-ayam lakukan setelah memasuki ruangan. Ayam betina dengan senangnya mengikuti
ayam jantan. Sedangkan ayam jantan juga butuh kasih sayang. Ayam betina di bawa
ke rumah anti Tuhan. Rumah yang berlumur kebahagiaan dunia, rumah yang tak
pernah ada lereain perbuatan, rumah yang bebas dari pengawasan Tuhan, rumah
yang bebas memadu cinta-cinta ayam.
***
Berapa saja harga yang
akan ditawarkan akan selalu menjadi incaran ayam-ayam jantan. Rumah anti Tuhan
sekarang sudah tumbuh dimana-mana, seakan kehidupan burung-burung dikelilingi
rumah anti Tuhan. Tempat ini yang akan menjadi rebutan ayam jantan, berapa pun
harganya akan disepakati. Demi sebuah kesenangan dan nafsu. Ayam-ayam jantan
berlomba mendapatkan rumah ati Tuhan dengan berbagai cara, jelas ayam
berintelktual yang melakukan. Bukan ayam biasa yang hanya hidup bertelur
dan dimakan. Ayam ini berbeda dengan ayam lainnya. Ayam yang mengunakan akalnya
dengan cerdik. Bahkan kancil akan kalah melawan kepandain ayam-ayam jantan.
Induk-induk ayam saja telah digurat secara perlahan, tanpa diketahui
jejak-jejaknya. Apalagi kancil yang hanya pandai main loncat dan memainkan
logika saja.
Rumah anti Tuhan telah
lama lahir. Rumah ini menjadi tempat persembunyain ayam-ayam bercengkrama
malam, siang dan kapanpun. Tanpa ada yang mengetahui. Selain ayam-ayam itu
sendiri. Entah cara apa yang mereka lakukan. Rumah yang suci dihadapan mereka
berdiri. Rumah yang mirip dengan surga ini telah menyumbangkan segala
keistimewaan dunia. Ayam-ayam ini tidak pernah jera terhadap apa yang dilakukan.
Permainanan malam menjadi
kenikmatan tersendiri. Kalau ayam yang dapat dimakan, biasa sebelum mereka
bercengkarama. Mereka melakukan tarian-tarian penggoda dan menubruk dari arah
belakang. Tetapi berbeda dengan ayam-ayam ini. layaknya hubungan suami istri.
Dalam kegelapan.
Masuknya ayam betina ke
rumah anti Tuhan dengan strategi yang luar biasa. Sore hari diajak masuk dan
malamnya mereka melakukan treatikal sakral. Dan pulangnya sekitar jam siang.
Mata-mata ayam betina cukuplah tajam dalam urusan ini. satu rumah anti Tuhan,
seakan berlomba-lomba memainkan ayam-ayam betina. Di malam hari berselimut
malam dan ketenagan, di siang hari berlumur keringat dan keramain, di sore hari
bercakap lembut bernada pengeras suara.
***
Ayam telah membuat dunia
menjadi warna yang berbeda. Mereka telah menciptakan rumah anti Tuhan. Berapa
ayam betina yang telah diganyang ketika malam. Ayam-ayam berceloteh seakan tak
berdosa. Siapa yang sebenarnya disalahkan dalam hal ini, dan yang memiliki
rumah anti Tuhan, ayam jantan atau ayam betina?. Orang yang memiliki rumah ini
seakan tidak memikirkan hal-hal yang berbahaya. Mereka berharap ada selembar
uang. Apapun yang ayam jantan lakukan adalah sebuah kemerdekaan. Asalkan ayam
jantan sudah membayar punggutan.
Kalau difikir-fikir ayam
jantan mencari keuntungan, celoteh mereka membandingkan dengan harga-harga di
hotel jauhlah berbeda. Sangat mahal iya, karena cuma satu kali saja sudah
meraup kantong banyak dan tidak terpuaskan. Sedangkan di rumah anti Tuhan
kemerdekaan jauh lebih dirasakan. Tak hanya satu kali dalam sebulan,
namun dapat berkali-kali mereka lakukan. Lagi-lagi kesempatan ayam jantan tidak
akan pernah dilewatkan. Dan kembali lagi ayam jantan adalah ayam yang
berintelektual.
Apa yang telah ayam
betina rasakan ketika bermalam. Apakah mereka juga berucap sama dengan apa yang
ayam jantan ucapkan. Apakah ayam betina merasakan kebahagian surga dunia. Ayam
betina juga merasakan hal yang sama. Tetapi semua karena paksaan. Dan paksaan
itu timbul karena malu dan kahirnya mau. Apakah ayam betina juga pandai
seperti ayam jantan, jelas iya. Karena mereka telah melakukan ini untuk
kenikmatan yang tak akan pernah dilupakan. Dan akhirnya menjadi ketagihan dan
berunjung menjadi tradisi hidup. Dimana lagi kebahagiaan itu didapat, pasti di
rumah anti Tuhan. Karena tidak ada tempat yang indah, selaian di rumah anti Tuhan
. Ayam-ayam jantan dan betina berucap seperti itu.
Beberapa ayam jantan dan
betina juga ada yang sudah mengakhiri cerita di rumah anti Tuhan, mungkin
karena sudah dapat berfikir karena dosa. Ataupun ayam-ayam telah tobat
dengan perbuatan yang dilakukan. Sesungguhnya ayam-ayam tidak bercermin dengan
apa yang akan dilakukan terus-menerus. Ayam-ayam yang mengaku tobat, tidak
sepenuhnya akan meninggalkan rumah anti Tuhan. Kemanapun mereka akan mencari
rumah anti Tuhan. Sampai mereka sudah terselesaikan belajar melihat keadaan.
Sumber Sampul : Intisari.grid.id
Comments
Post a Comment